#3 Bandung
4 Weeks 4
Provinces: NGTC
5–6 Juni
2013
Jawa Barat
Setelah dua weekend sebelumnya gue
berkelana ke provinsi sebelah, kali ini gue mengunjungi ibukota provinsi gue
berada, Bandung. Tanggal 6 yang merupakan tanggal merah tentu udah diantisipasi
oleh gue dan segenap geng kampus. “Gak usah jauh-jauh, yang penting kita
jalan.” Begitu kata salah satu temen gue yang udah frustasi ngerencanain
perjalanan yang tak kunjung terealisasi.
Selatan. Sejuk. Strawberry. What is
it? Ciwidey! Sebelumnya, thanks
banget buat Botti yang berhasil bujuk ortunya buat nganterin Depok – Cimahi PP
dan rumah tantenya bersedia diinepin sembilan gadis-centil-gang-Senggol.
Sebelas orang (plus bokap nyokap Botti) melaju membelah malam dengan sebuah
mobil APV. Formasinya? 2-5-4. Alhamdulillah nyampe dan pulang lagi tak kurang
apapun. Cuma dua bemper gue yang udah tepos ini diindikasikan makin tipis.
Ini pengalaman pertama gue traveling
bareng Nyoties. Rempongnya bikin ketawa. Subuh subuh kita udah siap tempur
menuju Ciwidey untuk menghindari macet. Akhirnya setelah dua puluh tahun
penantian, gue berhasil menapaki Kawah Putih *terharu *ambil tisu. Untuk sampai
ke lokasi Kawah Putih, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar dua
kilometer dari pintu masuk. Ada 3 opsi yang bisa dipilih. Menggunakan mobil
pribadi dengan biaya 150.000/mobil, angkot ceria PP dengan biaya 25.000/orang,
atau tanpa biaya sepeser pun seperti yang bokap gue lakukan: jalan kaki.
Tiba di lokasi Kawah Putih, dingin
mulai merasuk, perlahan menelusup tulang rusuk. Nyoties yang gak biasa
menghadapi dingin mulai brrr satu
persatu. Gue lupa mempertimbangkan sesuatu. Ini Bandung Selatan dan ini Kawah
Putih. Beratus-ratus mdpl. Dinginnya persis di gunung. And you know what I wore?
Summer clothes. Oke, anggep aja
nostalgia akan dinginnya sang puncak.
Mist and Kawah Putih |
Sayang sejuta sayang semesta tidak
mendukung. Mendung menggantung Bandung Selatan sejak pagi. Tak ada cerah yang menembus
gumpalan kelabu. Kabut perlahan turun menyelimuti Kawah Putih. Perpaduan yang
mengesankan. Gerimis mulai turun. Semakin deras. Nyoties semakin rempong.
Akhirnya kita memutuskan untuk segera berbelok ke destinasi selanjutnya,
walaupun belum ada satu jam di tempat ini. Hiks.
Hamparan kebun teh yang tersusun rapi bagai
beludru hijau seharusnya bisa memanjakan mata saat kita menyusuri jalan menuju
Situ Patengan yang terletak paling ujung. Sekali lagi, langit belum juga ingin
berganti warna. Nyoties menikmati bekal makan siang di salah satu gazebo
pinggir Situ Patengan yang sayangnya gak terlihat apa-apa karena tertutup
kabut.
Pemandangan Beludru Hijau tahun 2007 |
Pulangnya kita mampir ke salah satu
pusat oleh-oleh, Pasteur. Persinggahan terakhir para pengunjung plat B sebelum
memasuki pintu tol menuju Jakarta. Sempet ngakak denger cerita Nyoties yang
tadinya mau beli Batagor R*** tapi urung karena harganya 100.000/porsi. Ya,
seratus ribu. Gue penasaran banget kaya apa rasanya. Mungkin ikannya nangkep di
Sungai Amazon.
Nyoties goes to Ciwidey! Ada yang berminat kenalan? |
Comments
Post a Comment