Temu
Dingin berlomba menyambut kedatangan.
Kabut menari dengan sang hujan. Hijau berbaris memeluk kehampaan. Sore yang tak
pernah bosan. Aku kembali. Dari sekian perjalanan panjang yang tak kupahami.
Hari ini hari spesial. Bukan karena ada
yang bertambah usia. Atau tempat yang menyita pesona. Tapi, kau ada di sana.
Kemeja kurapikan berkali-kali. Bahkan sepatu ini baru kubeli tadi malam.
Rinai hujan berjatuhan lembut. Tak
melunturkan semangat puluhan orang yang sedari tadi berlalu lalang. Kuteliti
satu per satu. Tidak ketemu. Kutundukkan kepala. Melanjutkan pekerjaan yang
hampir selesai.
“Hai!” suara itu berasal persis dari
arah utaraku. Menggetarkan tembok kekaguman yang sudah berdiri sejak dulu.
Sebuah senyum mengembang. Kulanjutkan pekerjaan.
Lampu-lampu dihidupkan. Malam beranjak
ingin berkenalan. Aku pergi ke sudut jalan. Menarik nafas panjang lalu
menghembuskannya perlahan. Kuteliti lagi. Dalam diam. Sosokmu yang sedang
mengerjakan sesuatu. Tanpa suara. Hanya tangan dan kakimu yang bekerja. Seperti
tahun-tahun sebelumnya. Dengan keheningan yang sama.
Kau masih disana. Dengan damainya. Aku
disini. Tetap mengagumi.
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Firasat - Dee
Comments
Post a Comment