Pekat
Saat malam tiba, kau butuh sesuatu untuk menerangi langkahmu. Dan melanjutkan perjalananmu. Karena dengan lekasnya gelap berpartisipasi. Ditambah sang dingin berkolaborasi. Sinar-sinar bermunculan di antara gelapnya hutan. Entah dari headlamp, senter, lilin, ataupun kompor yang sedang memasak. Malam di gunung memang gelap. Bayangkan saja rumahmu yang sedang mati listrik. Gelap sekali, kan? Namun ada satu momen yang aku suka di antara hitam sang malam. Momen dimana tak ada lagi sinar yang bermunculan. Headlamp dan senter mulai dimatikan. Lilin padam. Kompor telah dirapikan. Canda tawa kembali disimpan. Raga merebah menyusun kekuatan. Berpelukan dengan malam dan kawan. Momen dimana pupil membesar karena semakin sedikit cahaya yang masuk. Dan akhirnya tiba pada keadaan gelap yang amat pekat. Ya, hitam pekat . Menurut urutan warna, hitam pekat merupakan hitam yang paling hitam. Sangat hitam. Legam . Keadaan tak berwarna. Kau benar-benar tak bisa melihat apapun selain hitam...