Posts

Showing posts from December, 2013

Clavicle

Image
Kuhempaskan diri. Diam mengamati. Memohon waktu bersedia terus mengalir untukku. Padahal pekerjaanku menunggu. Namun rela kutukar demi detik berikutnya kudapati matamu. Yang menyimpan kelembutan. Menjinakkan mataku yang meledak-ledak tak karuan. Harusnya aku pulang saja. Menenggelamkan diri dalam lembaran tinta. Tak ada yang bersalah. Tak ada yang disalahkan. Sungguh. Senja pun tak tau jawabannya. Ia hanya berjanji menghias langit dengan cat air istimewa. Dan tugasnya tuntas sempurna. Aku senang saat kau mengunjungi halamanku. Seperti kunang-kunang. Melayang begitu indah hingga malam tak lagi pekat. Berpendar begitu nyata hingga mimpi terasa dekat. Besoknya kau hilang. Mengunjungi halaman yang lebih indah. Aku bisa apa? Satu huruf penyesalan pun tak berhak tau. Pada lembaran tinta lagi kumengadu. Kau tau, yang paling menyakitkan bagiku bukan menangis sekencang atau sekeras-kerasnya. Namun tak mampu mengalir saat ingin menumpahkan rasa, atau bergulir seketika walau setengah mati m...

Dementor

Image
Hal yang terlintas dalam benak gue saat denger kata mentor adalah sosok Dementor yang gentayangan di film Harry Potter. Makhluk kejam dan menyeramkan yang menghisap kekuatan manusia. Persis seperti mentor yang suka menghisap kebahagiaan caangnya. Haha. Piss. Jadi mentor? Hemm kelihatannya enak ya. Gak perlu repot nyiapin perencanaan (yaiyalah, udah ngalamin duluan), gak perlu latihan sekeras caang (kata siapa?), terlihat keren karena tau segala hal (jieee), atau kadang bikin caangnya penasaran setengah hidup (ugh!). Semua itu berubah 180 derajat saat gue ditunjuk jadi mentor. Beuuuh, sebuah tanggung jawab yang besar. Caang lo adalah representasi diri lo. Dan, hey, kata siapa jadi mentor itu gampang? Lo harus mampu mengarahkan dan mengontrol caang. Mengikuti progres setiap pertemuan. Melakukan latihan lebih banyak. Memastikan mereka nangkep apa yang lo maksud dan mengaplikasikannya dengan baik. Dan point terakhir adalah yang tersulit. Tapi, tentunya kita bahagia banget kalo...

A Journey

Image
Awalnya saya ragu. Bagaimana mungkin saya menerima jabatan yang kompetensinya merupakan kelemahan saya? Namun seseorang menyadarkan saya bahwa dari situlah kita belajar, dari situlah kita mengubah kelemahan menjadi kekuatan, dan yang paling penting, dari situlah kita mau untuk “mencoba” dan mengambil peran. Saya bukan orang yang pandai berkomunikasi secara lisan. Berbicara di depan umum adalah hal yang mengerikan. Hiii. Saya juga bukan tipe orang “pemimpin”. Lebih suka diberi tugas kemudian berimprovisasi. Dua hal itu adalah hambatan sekaligus tantangan yang harus saya taklukkan dalam menjalani periode kepengurusan. Whoaaa. But, again, that person showed me that nothing’s impossible. Tak terasa setahun sudah saya menempati posisi ini. Berbagai suka duka menghiasi hari-hari. Namun, pengalaman yang saya peroleh jauh lebih banyak. Salah satunya kemampuan komunikasi saya membaik walau terkadang masih belepotan dan kurang percaya diri. Hehe. Merupakan pengalaman yang luar biasa menjad...