Timur Punya Cerita: Atambua
Originally posted on Instagram
Atambua punya tempat tersendiri di hati saya. Di kota inilah saya pertama kali merasakan yang orang bilang "Welcome to the real jungle" a.k.a dunia kerja. Btw, Atambua itu nama kecamatan ya, kalo kota/kab nya itu Kabupaten Belu, provinsinya Nusa Tenggara Timur.
Atambua punya tempat tersendiri di hati saya. Di kota inilah saya pertama kali merasakan yang orang bilang "Welcome to the real jungle" a.k.a dunia kerja. Btw, Atambua itu nama kecamatan ya, kalo kota/kab nya itu Kabupaten Belu, provinsinya Nusa Tenggara Timur.
Bekerja di
daerah terpencil adalah salah satu life goals saya selepas kuliah. Awalnya saya
ikut seleksi IM dan berharap besar untuk lolos. Tapi Tuhan punya rencana lain.
Dia wujudkan impian saya melalui kesempatan yang tak kalah baik.
Masyarakat
Atambua itu ramah banget. Kalau di Bekasi saya termasuk kaum mayoritas, di
Atambua saya menjadi minoritas. Namun tak ada diskriminasi selama saya tinggal disini,
saya sangat dihargai dan dijaga. Banyak cerita lucu dan menarik selama saya
merantau.
Dari
Atambua, saya belajar banyak hal. Yang pertama, tentang syukur. Yang kedua,
tentang hidup sederhana. Bos saya sering bilang, "Hiduplah sederhana,
pak." dan itu seperti mantra yang kian melekat di kepala.
Saya belajar
bahwa hidup dengan sedikit barang terasa lebih simpel dan enteng. Cukup dengan
barang yang esensial. Ga ada keinginan tinggi buat punya ini, punya itu, atau
benda-benda yang lagi tren pada masanya (mikir ongkirnya juga ye kan). Yang
ketiga, tentang jarak. Saya belajar bahwa berjarak itu baik. Kalau Lana del Rey
bilang, jarak membuatmu tau siapa yang layak disimpan dan siapa yang harus
dilepaskan, ya ada benarnya. Berjarak mampu membuat pikiran lebih jernih dan
terhindar dari hal-hal yang mungkin kalau kita tau hanya akan buat lelah. Ntap.
Saya salut
sama teman-teman yang berani pergi jauh pada waktu itu @pencitraan @tubagusryan
@ydhyant @dwiuli @duapri dll. Saya banyak terinspirasi dari mereka. Saya juga
sering bertemu dengan guru-guru 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang sedang
bertugas dan nampak seumuran saya. Duh, lebih salut banget sama mereka.
Post ini
terpantik ketika saya melihat caption pada sebuah postingan lama:
Pergi jauh,
bila itu buatmu penuh
Pergi jauh,
bila segala ego mampu luruh
Kutambahkan
dua baris baru:
Pergi jauh,
bila rindu dipeluk sang teduh
Pergi jauh,
bila bahagia kian utuh
Bon voyage!
#wheninatambua
#timurpunyacerita
Salah satu daerah tinggi di Belu yang berbatasan dengan Timor Leste |
Comments
Post a Comment