Kita Bahagia Meski Tak Kemana-mana
Beberapa
minggu lalu, saya sedang mendengarkan kembali lagu-lagu dari salah satu
penyanyi favorit saya. Ada sepenggal lirik yang mencolek saya sejak awal
mendengarnya.
“Kita bahagia… Meski tak kemana-mana…” Begitu
bunyinya.
Hemm rasa-rasanya saya mau nge-tweet sambil mention langsung sang penyanyi untuk menanyakan makna
dibalik kata-kata tersebut. Bagi saya, salah satu bentuk bahagia adalah ketika kaki mampu melangkah jauh ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Nah, ini ga
kemana-mana kok bisa bahagia?
---
Hari ini,
saya dan teman dekat saya sejak kuliah (sebut saja Kinan) janjian buat makan
malam di sebuah tempat makan yang sering kami kunjungi saat kuliah dulu. Lokasinya
tidak terlalu strategis tapi tempat makan ini ga pernah sepi oleh mahasiswa
yang memelihara naga di perut. Kami suka tempat ini karena ayam saus tiramnya
sungguh lezat dan nasinya banyak! Ini faktor paling penting pada saat itu:
nasinya banyak. Saya ulangi, nasinya banyak.
Karena tempat
makan ini hanya buka weekdays, kami bela-belain dari Jakarta ke Depok sepulang bekerja.
Kami mulai menunjukkan tanda-tanda norak ketika naik bikun (moda transportasi
di dalam kampus). Bangku yang sama, bus yang sama, orang-orang yang berbeda. Satu
per satu memori mulai menepuk-nepuk kepala. Ah, rindu sekali rasanya. Aura excited
tidak bisa kami bendung. Sepanjang perjalanan di dalam bikun kami cengengesan dan
teriak-teriak dalam hati. Alay banget pokoknya.
Turun bus,
kami menyusuri jalan Kukusan Teknik (Kutek). Bangunan yang masih sama (dengan
beberapa sudut baru), jalan naik turun yang masih sama, tukang jualan yang
(mungkin) masih sama. Kami dihantam nostalgia. Kutek punya kenangan tersendiri
bagi Kinan karena dulu ia ngekos disini. Wajahnya tak bisa bohong. Girang kali
kawanku itu.
Tempat makan
favorit kami masih sama. Masih ramai oleh mahasiswa dengan naga di perut. Nasinya
masih banyak. Es jeruknya masih enak. Tapi rasa saus tiramnya sudah berbeda.
Agak kecut. Tapi tak apalah, perjalanan nostalgia dadakan ini telah berhasil membuat
hati kami menjadi hangat dan… bahagia.
Hari ini, Senin,
24 September 2018, Tuhan bantu menjawab makna lirik “Kita bahagia… Meski tak
kemana-mana…”
The best things in life are the people you love, the places you have seen and the memories you have made along the way. |
Comments
Post a Comment