Semangkuk Mi Hangat
“What’s on your mind?” tanya gua secara random di tiga kilometer terakhir menuju basecamp . “Mmm... Capek,” jawab Arkha singkat. “What about you?” dia bertanya balik. “Indomie.” Arkha tertawa mendengar jawaban gua. Gua pun ikut tertawa. Siapa yang tidak memikirkan semangkuk mi hangat plus cabe rawit iris di tengah dinginnya gunung dengan ketinggian 3.000-an mdpl. Weekend ini, seperti weekend yang lalu-lalu, gua dan Arkha trail run ke gunung. Kami sama-sama setuju kalau tiga kilometer di gunung itu sangat berbeda dengan di kota. Kalau jalan di gunung, entah mengapa rasanya lama banget. Sampai akhirnya gua bosan dan melontarkan pertanyaan random itu pada Arkha. Sesampainya di basecamp , kami menuju satu warung tempat kami memarkir mobil. Gua sudah membayangkan nikmatnya menyantap mi hangat di cuaca dingin begini. Ditambah perut gua lagi laper banget setelah trail run 16 kilometer. Rencana gua adalah pesan mi sebelum mandi. Jadi, minya udah siap setelah gua mandi, gak perlu ...